Karya Jemariku

Karya Jemariku

Sudah Kita Lewati Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H
Lalu apa yang kita dapatkan ?

             Sudah kita melewati maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H. Terus apa yang kita dapat dari maulid Nabi itu? Kita sebagai manusia kebanyakan hanya bisa memberi contoh dan sedikit yang bisa menjadi contoh, ucapan manis kalau berhadapan dibelakang lain bicara “ucapan santun perbuatan Firaun”. Pembangun pencitraan, maka dari itu Allah swt menyediakan satu model, satu idola dan satu patokan untuk menjadi contoh bagi manusia yaitu Rosulullah SAW.
            Rosululloh adalah manusia yang utuh, bukan setengah Tuhan dan setengah manusia, beliau sama seperti kita. Rosululloh merupakan uswatun hasanah yakni contoh teladan yang baik, beliau itu sosok multidimensi : Rosululloh mengajar, memimpin perang, mempunyai istri dan anak, berdagang dan banyak lagi contoh yang dimiliki Rosululloh Muhammad SAW.
            Apa yang mau kita jadikan contoh dari Rosululloh? Pertama, Rosululloh itu sosok pemimpin, yang sejak kecil sudah ditempa oleh berbagai kesulitan, lahir kedua tidak sempat melihat wajah ayah, usia 6 tahun ditinggalkan ibu, usia 9 tahun beliau mengembala kambing dan menginjak remaja beliau tidak di manjakan malahan ditempa berbagai kesulitan. Dari peristiwa itu lahirlah pribadi yang tegar jiwa yang mandiri dan mental yang tidak cengeng, inilah yang kita perlukan dalam menghadapi kehidupan berbangsa dan bernegara. Nabi ketika awal berdakwah ditawari harta, tahta dan wanita oleh bani hasyim, tapi beliau menjawab “walaupun mereka mampu meletakkan rembulan ditangan kiri dan mentari ditangan kanan yang akan meluluh lantahkan jasad ini saya tidak akan bergeser sedikitpun sampai Allah membuktikan kebenarannya atau saya gugur dalam dakwah ini”. Subhanalloh Rosululloh tidak cengeng.
            Negara Indonesia merdeka, dengan keringat, air mata, darah dan nyawa yang pertaruhkan. Bangsa yang merdeka seperti ini mestinya tegar, tahan bantingan, produktif dan tidak instan. Hidup adalah perjuangan dan perjuangan adalah pengorbanan. Mari kita kembali meneladani sifat Rosululloh yang uswatun hasanah, yang mempunyai sosok kepemimpinan dari beliau kecil.
            Kedua, Rosululloh SAW modal utama perjuangannya adalah akhlaqul karimah, memperbaiki akhlaq dengan akhlaq, beliau itu mengajak dan menyampaikan dengan cara perbuatan yang baik bukan dengan kekuasaan. Kehancuran bangsa selalu dimulai dari akhlaq bangsa itu, prinsip Rosululloh “gembirakan orang jangan ditakut-takuti, mudahkan urusan orang jangan dibikin sulit”. Inilah teknis pelayanan nabi sebagai pemimpin. Akhlaq kepada Allah, jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, jangan menyembah kecuali hanya kepada-Nya, kemudian akhlaq kepada sesama, harus rukun, akur, kompak dan tidak saling menjatuhkan, serta akhlaq kepada makhluq Allah yang lain yaitu kepada lingkungan, kita harus merawat dan menjaga lingkungan sebaik mungkin karena itu semua  telah dicontohkan Rosulloh SAW.
            Yang terakhir, Rosulloh senantiasa bersabar dan berdo’a kepada Allah manakala beliau menghadapi kesusahan. Beliau mencontohkan bahwa manusia tiada daya dan upaya melainkan kekuatan Allah swt, maka dari itu kita sebagai manusia yang lemah maka senantialah berdo’a kepada Allah ketika menghadapi cobaan dari-Nya. Setelah kita melewati maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya mmperingatinya tapi kita harus mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan ini.
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.