BAB 1
Pendahuluan
Latar belakang
Pada dasarnya diturunkan agama, melalui kitab-kitab suci dan diutusnya para Rosul ke muka bumi ini adalah bertujuan untuk menyepurnakan manusia. Artinya bahwa agama merupakan petunjuk Tuhan yang mengarahkan manusia untuk mencapai kesempurnaan hakiki manusia. Maksudnya adalah memberi petunjuk kepada manusia dalam berbagai dimensi dan potensi, untuk mengaktualisasikan semua potensinya yang ada dalam dirinya dan dapat mempertanggung jawabkan ke-haribaan illahi suatu saat nanti.
Dengan pandangan ini tidak akan mungkin kehadiran agama akan menyebabkan manusia berkorban untuknya, mengorbankan dirinya secara sia-sia atas nama agama. Jika manusia dengan sia-sia dan semata menghancurkan dirinya atas nama agama, maka sebaiknya agama seperti ini tidak dihadirkan.
Dalam pandangan islam, agama merupakan jalan dan kesempurnaan dan keselamatan manusia. Agama adalah pemberi makna bagi kehidupan manusia. Disini, kami tidak berargumentasi atas pandangan diatas, tapi hanya menjabarkan pandangan islam tentang substansi agama dan hubungannya dengan manusia.
BAB 2
Pembahasan
A. Pengertian dan Ciri-ciri Agama
Dalam berbicara sehari-hari kita sering sekali menggunakan dan mengucapkan kata atau istilah “agama”, seperti agama Islam, Kristen, Hindu, Budha, kehidupan umat beragama, kerukunan antar agama, konflik agama, dsb. Istilah agama tersebut sudah menyatu dan tak terpisahkan dengan kehidupan sehari-hari, dan bahkan dalam kehidupan manusia secara universal.
1. Pengertian Agama
a. Pengertian Agama Secara Bahasa (Etimologis)
Masyarakat Indonesia pada umumnya mengenal tiga istilah, pertama istilah Agama,Kedua istilah Religious (Bahasa Inggris)dan ketiga istilah Ad-Diin (Bahasa Arab). Dari ketiga istilah tersebut menjadi bahan pertimbangan dikalangan para ahli dalam mendefinisikannya. Dalam arti bahwa ketiga istilah tersebut mempunyai pengertian dan konotasi yang sama atau berbeda.
Pertama, agama. Agama berasal dari Kata Sansakerta, yang berasal dari dua suku kata, yaitu a artinya tidak dan gam artinya pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun temurun (Harun Nasution, 1979: 9). Sedangkan , Sidi Gazalba (1978: 95), memberikan penjelasan tentang pengertian agama, yang berasal dari kata gam, mendapatkan awalan dan akhiran a, sehingga menjadi agama,artinya jalan. Dalam arti bahwa agama adalah jalan hidup, atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang kehidupanny, atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia, dan jalan yang menunjukan dari mana, bagaimana, dan hendak kemana hidup manusia di dunia ni. Sedangkan dalam Tadjab,dkk., (1994: 37) menyatakan bahwa agama berasal dari kata a berarti tidak dan gama berarti kacau. Berate agama artinya tidak kacau, tidak kocar-kacir dan teratur. Maka istilah agama merupakan suatu kepercayaan yang mendatangkan kesejahteraan dan keselamatan hidup bagi manusia.
Jadi, agama adalah jalan yang harus ditempuh oleh manusia dalam kehidupannya didunia ini supaya lebih teratur dan mendatangkan kesejahteraan serta keselamatan.
Kedua, religi. Religi berasal dari Bahasa Latin, asalnya relegere, artinya mengupulkan, membaca. Kata religi atau reliji juga berasal dari kata religie (Bahasa Belanda), atau religious ( Bahasa Inggris). Agama memang kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan dan harus dibaca. Pendapat lain mengatakan asal kata itu berasal dari kata religare, artinya mengikat. Maksudnya adalah mengikat dari pada kekuatan gaib yang suci, yakni tuhan. Kekuatan gaib yang suci tersebut diyakini sebagai kekuatan yang menentukan jalan hidup dan yang mempengaruhi kehidupan manusia.
Dengan demikian , kata religi pada dasarnya mempunyai pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, yang menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia.
Ketiga, Ad-Diin. Kata Ad-diin berasal dari Bahasa Arab, dari kata dasar Daana (دان),artinya hutang atau sesuatu yang harus dipenuhi atau ditunaikan. Dalam bahasa semit, (Induk Bahasa Arab), kata Diin (دين) berarti undang-undang atau hukum. Dengan demikian , bahwa katadaana dan diin menunjukan pengertian sebagai undang-undang atau hukum yang harus ditunaikan oleh manusia dan mengabaikannya berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan, serta akan mendapatkan hukuman jika tidak menunaikannya.
Dari ketiga (agama, religious, Ad-diin) dapat diambil suatu pengertian, yaitu: pengakuan adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib dan suciyang harus dipenuhi atau ditunaikan supaya hidupnya lebih teratur dan mendatangkan kesejahteraan serta keselamatan.
Sedangkan menurut Tadjab, dkk., (1994: 39),dari ketiga kata Agama, Religious, Al-Dindapat diambil suatu kesimpulan bahwa: 1) kekaahan dan penyerahan diri kepada pihak yang lebih berkuasa, 2) ketaatan dan penghambaan kepada pihak yang gagah perkasa atau berkuasa, 3) Undang-undang atau Hukum dan peratuanyang berlaku dan harus ditaati, 4) peradilan, perhitungan,atau pertanggung jawaban atas pembalasan, vonis dsb.
b. Pengertian Agama Secara Istilah (Terminologi)
1. A.M. Saefuddin bahwa agama kebutuhan manusia yang paling esensial yang bersifat universal. Karena itu, agama merupakan kesadaran spiritual yang didalamnya ada satu kenyataandiluar kenyataan yang nampak. Bahwa manusia selalu membutuhkan belas kasihan-nya, bimbingan-nya. Serta belaian-nya, yang secara ontologistidak bisa diingkari,walaupun oleh manusia yang mengingkari agama (komunis) sekalipun.
2. Sultan Takdir Alisyahbana bahwa agama suatu sistem kelakuan dan perhubungan manusia yang pokok pada perhubungan manusia dengan rahasia kekuasaan dan kegaiban yang tidak terhingga luasnya. Dan dengan demikian member arti kepada hidupnya dan kepada alam semesta yang mengelilinginya.
3. Sidi Gazalba bahwa agama kecenderungan rohani manusia , yang berhubungan dengan alam semesta, nilai yang meliputi segalanya, makna yang terakhir, hakikat dari semuanya.
Dari ketiga pendapat tersebut kalau diteliti lebih mendalam memiliki persamaan :1) kebutuhan manusia yag paling esensial, 2) adanya kesadaran diluar diri manusia yang tidak dapat dijangkau olehnya, 3) adanya kesadaran dalam diri manusia, bahwa ada sesuatu yang dapat mengarahkan, membimbing, dan mengasihi di luar jangkauan-nya.
Jadi Agama menurut istiah adalah Kebutuhan manusia yang sangat esensial terhadap yang ada di luar jangkauan-nya untuk membimbing, mengarahkan dan mengasihinyasupaya medatangkan kesejahteraan dan keselamatan dalam hidup manusia.
2. Ciri-ciri Agama
a. Substansi yang disembah
Subtansi yang disembah menjadi pembeda dalam mengkategorikan agama. Karena esensi dari keagamaan adalah penyembahan terhadap sesuatu yang dianggap berkuasa, yang di ada di luar diri manusia.
b. Kitab suci
Kitab suci merupakan salah satu ciri khas dari agama. Jika tanpa kitab suci suatu agama tidak akan berkembang dan menyebar. Kitab suci yang ada di dunia dikelompokan menjadi kitab agama samawi dan kitab agama tabi’i.
c. Pembawa ajaran
Pembawa ajaran ini adalah seseorang yang dianggap unggul dan mampu sebagai pembawa ajaran yakni seorang Nabi dan Rasul, para Nabi dan Rosul meneria amanat atau ajaran dari Tuhannya berupa Wahyu untuk disampaikan kepada para pengikutnya. Sedangkan Agama Thobi’i proses ke nabiannya melalui evolusi yang dihasilkan dari sebuah julukan atau penghormatan.
d. Pokok-pokok ajaran
Setiap agama baik agama Samawi maupun Agama Thabi’i mempunyai prinsip ajaran yang wajib bagi pemeluknya, prinsip ajaran ini disebut “Dogma” , yaitu setiap ajaran yang baik percaya atau tidak, bagi pemeluknya wajib untuk mempercayainya.
e. Aliran-aliran
Setiap agama yang ada di dunia memiliki aliran-aliran yang berkembang pada agamanya masing-masing hal itu diakibatkan karena adanya perbedaan pandangan. Dan perbedaan pandangan itu engakibatkan timbulnya suatu aliran yang saling mempurkuat dan memperkokoh pendapat faham kelompoknya.
B. Pengaruh Agama Bagi Manusia
Agama dan kehidupan beragama merupakan unsur yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya tahap awal manusia. Yakni bahwa agama dan kehidupan beragama pada manusia merupakan pebawaan (Fitrah) manusia sejak zaman azalinya. Artinya dalam diri manusia, baik perseorangan maupun secara kelompok sudah terdapat kecenderungan dan dorongan untuk beragama. Ada tiga alasan, pengaruh agama bagi manusia atau perlunya manusia terhadap agama, diantaranya :
a. Latar Belakang Fitrah Manusia
Fitrah adalah potensi laten atau kekuatan yang terpendam yang ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir. Dengan potensi Fitrah ini, manusia hidup, tumbuh, dan berkembang menjadi berkemampuan unttuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya dengan potensi fitahnya sistem kehidupan sosial budaya manusia mengalami proses tumbuh dan berkembang serta mengalami kemajuan – kemajuan.
b. Kelemahan dan Kekurangan Manusia
Faktor lainnya adalah karena disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan, juga memiliki kekurangan. Manusia memang diciptakan Alloh SWT dalam keadaan yang paling sempurna dibanding makhluk lain yang diciptakan-Nya, yang berfungsi menampung serta mendorong manusia untuk berbuat kebaikan dan keburukan. Sebagaimana dalam Q.S Al-Syams : 7 – 8
c. Tantangan Manusia
Manusia senantiasa mendapatkan berbagai tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam berupa hawa nafsu dan bisikan syetan (Q.S Yusuf : 5 dan Q.S Al-Isra : 53), sedangkan yang berasal dari luar berupa rekayasa dan upaya – upaya manusia yang dilakukan secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhannya (Alloh).
C. Pengaruh Agama bagi Pendidikan
pengaruh agama terhadap dunia pendidikan, secara garis besar dapat diklasifikasikan pada dua lembaga pendidikan ;
a. Pendidikan Sekolah
Lembaga pendidikan secara khusus tidak ada (masyarakat primitif). Anak – anak umumnya dididik di lingkungan keluarga dan masyarakat lingkungannya. Jika anak dilahirkan dilingkungan tani, maka dapat dipastikan dia akan menjadi petani seperti orang tua dan masyarakat lingkungannya.
Dengan berkembangnya pengetahuan masyarakat, maka sekolah sebagai lembaga pendidikan suatu keniscayaan sebagai pelanjut dari pendidikan keluarga. Karena keterbatasan para ornag tua untuk mendidik anak – anak mereka, maka mereka diserahkan ke sekolah – sekolah. Sebagai contoh, misalnya, anak – anak yang dihsailakn dilembaga pendidikan keagamaan khusus, seperti ; pesantren, seminar, vihara dll.
Fungsi sekolah dalam kaitannya, dengan pembentukan jiwa keagamaan pada anak, antara lain sebagai pelanjut pendidikan agama dilingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak menerima pendidikan agama di keluarganya.
b. Pendidikan Luar Sekolah
v Pendidikan Keluarga
Barangkali sulit untuk mengabaikan peran serta keluarga dalam pendidikan. Anak – anak sejak balita hingga usia dewasa memiliki lingkungan tunggal, yaitu keluarga. Maka, tak engherankan jika Gilbert Higaest (1961) ,menyatakan bahwa kebiasaan yang dimiliki anak – anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan kelurga.
Dalam konsepsi Islam sangat jelas, bahwa anak yang baru atau bayi yang lahir dalam keadaan tidak mengtahui apapun, tapi dia diberikan dan dibekali oleh Tuhan berbagai potensi, seperti pendengaran, penglihatan, dll. (Al-Nahl:78).
Kelurga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam proses pendidikan. Dan kedua orang tua merupakan pendidikan yang pertama dan utama dalam proses tersebut.
v Pendidikan Masyarakat
Pendidikan masyarakat termasuk kedalam lembaga pendidikan yang dapat mempengaruhi terhadap perkembangan keberagamaan seorang peserta didik. Hubungan masyarakat akan sangat memberi dampak dalam pembentukan pertumbuhan anak. Asuhan masyarakat bersipat seumur hidup (tidak terbatas usia), tedapat hubungan antara lingkungan dan sikap masyarakat terhadap nilai-nilai agama.
Dari ketiga lembaga pendidikan di atas dapat di simpulkan bahwa tanggung jawab pendidikan, terutama pendidikan agama menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
D. Urgensi Agama bagi Landasan Pendidikan
Pendididkan adalah suatu usaha disengaja yang dibutuhkan dalam usaha upaya untuk mengantarkan peserta didik menuju pada tingkat kematangan atau kedewasaan, baik moral maupun intelektual. Di Indonesia banyak kita lihat penurunan kualitas akhlak atau moralitas masyarakat Indonesia ; tawuran antar pelajar, pengeroyokan, pencurian, kekerasan dalam rumah tangga hingga korupsi di kalangan pejabat negara, baik di tingkat eksekutif, yudikatif maupun legislatif. Di antara penyebabnya ; moral, politik, pendidikan, kesempatan kerja, pengaruh budaya asing dan penegak hukum.
Sebenarnya manusia berpotensi melakukan kebaikan, keburukan, kesucian, maksiat, kelambutan dan kekerasan. Dengan adanya pendidikan setiap potensi – potensi yang ada dalam diri manusia akan diarahkan kepada hal – hal yang positif sehingga bisa menjadi insan beragama.
Agama tidak bisa berhenti pada tahap informatif (pengetahuan) tapi juga harus bersifat aplikatif. Maka bagi seorang pendidik tidak boleh hanya menyuruh muridnya untuk menghapal segala yang berkaitan dengan agama tanpa mengaplikasikannya, karna akan sangan membosankan bagi peserta didiknya. Karna bahaya apabila peserta didik merasa bosan dan segan pada pelajaran agama. Karna pendidikan agama harus bisa menyadarkan para peserta didik akan fitrahnya sebagai manusia.
Kepentingan pendidikan agama tidak hanya berorientasi pada cita – cita intelektual saja, namun tidak melupakan nilai – nilai keTuhanan, individual dan sosial dan tingkah laku kesehariannya. Apalagi apabila pendidikan keagamaan dilaksanakan pada semua jejang dan jenis pendidikan menjadi suatu kewajiban dan keharusan.
Sebagaimana terdapat dala UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sindiknas pasal 30 ayat 3 : “ pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non-formal dan informal”. Pasal ini mengimplikasi bahwa pada setiap jenjang pendidikan harus di adakannya pendidikan keagamaan.
Oleh karena itu, A. Tafsir (2008: 11-12), menjelaskan bahwa pendidikan agama itu tidak akan berasil apabila hanya diserahkan pada guru agama saja. Karena inti dari pendidikan keagamaan itu, selain dari hafal juga mencakup keimanan dan ketakwaan, maka pendidikan keagamaan juga merupakan tugas bersama antara guru, sekolah, orang tua dan masyarakat. Dalam artian, harus adanya keterpaduan baik keterpaduan tujuan, materi, proses dan lembaga.
BAB 3
Penutup
A. Simpulan
Masyarakat Indonesia, disamping mengenal istilah agama, juga mengenal istilah religious(bahasa Inggris) dan Al-Din (bahasa Arab). Tapi dari ketiga istilah tersebut memiliki titik persamaan, yaitu : “ pengakuan adanya hubungan manusia dengan kakuatan gaib dan suci yang harus dipenuhi atau ditunaikan supaya hidupnya lebih teratur dan mendatangkan kesejahteraan serta keselamatan.
Pertama, agama adalah jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia dalam kehidupannya di dunia.
Kedua, religi adalah keyakinan akan kekuatan gaib yang suci, yang menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia.
Ketiga, al-Din, berasal dari bahasa arab, dari kata dasar دان (hutang atau sesuatu yang harus dipenuhi atau dibayar), dalam bahasa semit (induk bahasa Arab), kata din (دين) berarti undang – undang atau hukum yang harus ditaati oleh manusia dan mengabaikannya berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan, serta akan mendapat balasan jika tidak menunaikan.
Terdapat beberapa pendapat tentang agama secara etimologi, yaitu :
1) Kebutuhan manusia yang paling esensial.
2) Adanya kesadaran diluar diri manusia yang tidak dapat dijangkau olehnya.
3) Adanya kesadaran dalam diri manusia, bahwa ada sesuatu yang dapat membimbing, mengarahkan dan mengasihi diluar jangkauannya.
Ruang lingkup atau ciri – ciri suatu agama meliputi :
a) Substansi yang disembah
b) Kitab suci
c) Pembawa ajaran
d) Pokok – pokok ajaran dan
e) Aliran – aliran
Ada tiga alasan manusia sangat memerlukan agama, yaitu :
a. Latar belakang fitrah manusia
b. Adanya kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada diri manusia
c. Tantangan manusia
Pendidikan keagamaan tidak hanya berfokus pada hafalan tapi juga pada pengaplikasinya dkan i kehidupan kesehariannya. Dan yang berperan untuk mengajarkannya tidak hanya tanggung jawab guru agama tapi juga merupakan tanggung jawab sekolah, orang tua dan masyarakat. Dan akan lebih baik apabila dilakukan sedini mungkin, maka kelak mereka akan menjadi seorang cendikiawan yang bermoral dan berakhlak mulia.
B. Saran-saran
Kami menyadari bahwa makalah yang disusun ini,masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik,saran dan masukan yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Daftar Pustaka
Uus Rusawandi, dkk, Landasan Pendidikan, Bandung: Insan Mandiri, 2009.
Made Pidarta, Landasan Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta,1997
1 Komentar
Best Casino in the UK - Mapyro
BalasThe Casino at Wynn is one of 태백 출장샵 the best casinos in the UK. The only place to 원주 출장샵 book online 수원 출장마사지 casino table games. 충청남도 출장안마 A great selection of 과천 출장샵 slots and