BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui, bahwa pendidikan adalah paling penting dalam kehidupan kita. Pendidikan mampu hadir tidak hanya sebagai satu aspek pelengkap kehidupan, tetapi juga berfungsi sebagai sebuah harapan peretas jalan yang dapat ditempuh untuk menciptakan manusia yang baik dan beradab. Namun, pendidikan yang dinilai cara paling sempurna itu tidak bisa berjalan begitu saja tanpa adanya landasan yang tersistem. Karena sebaik apapun sebuah kebaikan, jika tak terorganisisr akan terkalahkan oleh keburukan yang terorganisir.
Pendidikan, yang telah menempati posisi strategis di banyak bangsa dan kalangan, hari ini atau masa lalu, tetap menjadi hal penting yang kemudian melahirkan banyak sekali corak pemikiran dan gaya pemahaman manusia. Maka, tak heran jika landasan pendidikan di setiap tempat berbeda-beda. Dalam konteks keindonesiaan, pendidikan bukan lagi hal yang asing dalam telinga kita, karena sudah sejak jauh hari, para pahlwan pendidikan telah mencanangkan konsep terbaik sebagai landasan pendidikan indonesia saat ini.
Namun, apa yang akan terjadi jika sehari-hari kita menempuh jalan pendidikan, namun tidak tahu apa landasan yang sesuangguhnya telah menjadi gerbang sekaligus ‘bandara’ bagi penerbangan kita? Maka, makalah yang membahas tentang landasan pendidikan indonesia dirasa sangat penting, salah satunya dalam bidang ekonomi.
1.2 Tujuan
Secara akademis, makalah ini merupakan salah satu tugas yang diajukan dalam Mata Kuliah Landasan Pendidikan, salah satu bahan ajar dalam proses pembelajaran di Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Secara teoritis, makalah ini merupakan iktiar perluasan referensi pemikiran, bagi kami selaku penyusun, menyaksikan secara lebih dekat bagaimana konsep dasar Landasan Ekonomi Pendidikan Indonesia, mengaplikasikan kemampuan penulisan makalah, dan tentunya sebagai bentuk sumbangan pikiran bagi kalangan sendiri khususnya, civitas akademika UIN Sunan Gunung Djati, dan umumnya untuk dunia pendidikan Indonesia.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Landasan, Ekonomi, Pendidikan, dan Landasan Ekonomi Pendidikan ?
2. Apa saja peran Ekonomi dalam Pendidikan ?
3. Apa fungsi Produksi dalam Pendidikan ?
4. Bagaimana peran Landasan Hukum Pendidikan dalam menghadapi berbagaim macam problem Pendidikan Indonesia hari ini?
5. Apa yang dimaksud dengan Efesiensi dan Efektifitas Dana Pendidikan ?
6. Apa saja yang menjadi Implikasi Konsep Pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Landasan Ekonomi Pendidikan
2.1.1. Pengertian Landasan
Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat dimulainya suatu perbuatan. Dalam bahasa Inggris, landasan disebut dengan istilah foundation, yang dalam bahasa Indonesia disebut fondasi. Dalam membuat suatu bangunan, fondasi merupakan bagian yang sangat penting agar bangunan itu bisa berdiri tegak serta kokoh dan kuat. Sementara itu, menurut S. Wojowasito pedoman, landasan adalah sebagai alas ataupun dapat diartikan sebagai fondasi, dasar, pedoman dan sumber.
2.1.2. Pengertian Ekonomi
Ekonomi merupakan factor yang sangat penting dalam menunjang aspek pembangunan pendidikan. Menurut bahasa, ekonomi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu,eikos dan nomos yang memiliki arti eikos “rumah tangga” dan nomos “aturan”. Jadi ekonomi adalah aturan-aturan yang mengatur urusan rumah tangga.
Dalam era globalisasi sekarang ini peran ekonomi sebagai pilar kemajuan bangsa merupakan suatu keniscayaan. Oleh karena itu, ekonomi sangat penting. Landasan ekonomi adalah suatu hal yang membahas peran ekonomi, fungsi produksi, efesiensi, dan efektifitas biaya dalam pendidikan. Ekonomi merupakan salah satu faktor yang cukup bepengaruh dalam mengembangkan pendidikan.
2.1.3. Pengetian Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata didik, lalu kata ini mendapatkan awalah me- sehingga menjadi mendidik, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memeliharaan dan latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya pengertian pendidikan menjadi upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Pendidikan juga diartikan sebagai proses sosial budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Secara lebih luas berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan(Depdikbud, 1999:232).
A. Peran Ekonomi dalam Pendidikan
Dunia sekarang tidak hanya disibukkan oleh masalah politik yang membuat banyak pertentangan, melainkan juga masalah ekonomi atau perdagangan. Malah ada yang mengatakan sesudah perang dingin berakhir, kini diikuti oleh perang ekonomi. Masing-masing Negara berusaha meningkatkab perekonomiannya. Berbagai cara mereka lakukan termasuk membentuk organisasi atau blok-blok ekonomi.
Globalisasi ekonomi yang melanda dunia, otomatis mempengaruhi hampir semua Negara didunia, termasuk di Indonesia. Alasannya sederhana, yaitu karena takut digulung dan dihempaskan oleh gelombang globalisasi dunia. Perhatian pemerintah sangat besar dalam bidang ekonomi. Berbagai kebijaksanaan dan peraturan baru dibuat. Frekuensi munculnya kebijaksanaan dengan peraturannya ini sangat banyak.
Akibat pengutamaan pembangunan dibidang ekonomi adalah munculnya bebagai usaha baru, pabrik-pabrik baru, industri-industri baru, badan-badan perdagangan baru, dan badan-badan jasa yang baru pula. Perkembangan ekonomi makro berpengaruh pula dalam pendidikan. Cukup banyak orang kaya sudah mau secara sukarela menjadi bapa angkat dari anak-anak yang tidak mampu agar bisa bersekolah. Sikap dan tindakan ini sangat terpuji, bukan hanya karena sifat prikemanusiaan, melainkan juga dalam upaya membanttu menyukseskan wajib belajar 9 tahun. Perkembangan lain yang menggembirakan dibidang pendidikan adalah terlaksananya system ganda dalam pendidikan. System ini bisa berlangsung pada sejumlah lembaga pendidikan. Yaitu kerjasama antara sekolah dengan usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa adalah berkat kesadaran para pemimpin perusahaan atau industri akan pentingnya pendidikan.
Implikasi lain dari keberhasilan pembangunan ekonomi secara makro adalah munculnya sejumlah sekolah unggul. Sekolah-sekolah ini didirikan oleh orang-orang kaya atau konglomerat atau kumpulan dari mereka yang bertebaran diseluruh Indonesia. Dengan mendirikan sekolah tersendiri, menunjukkan kepada kita bahwa sebagian dari penghasilan mereka sudah disumbangkan dalam wujud persekolahan. Proses belajar mengajar sekolah unggul haruslah lebih baik daripada sekolah-sekolah pada umumnya, sehingga ia patut menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain. Dan yang paling penting bisa menghasilkan lulusan yang bermutu serta tidak menyimpang dari tujuan pendidikan nasional kita.
Berbicara tentang lulusan sekolah unggul, Buchori (1996) menulis tentang arah sekolah-sekolah seperti ini diluar negeri sebagai berikut:
1) Untuk membuat para siswa mencintai prestasi tinggi
2) Mau dan bisa bekerja secara semmpurna.
3) Memiliki etos kerja dan membenci kerja setengah-setengah.
4) Keseimbangan pengembangan jasmani dan rohani, keseimbangan penguasaan pengetahuan masa sekarang dengan pengetahuan masa lampau.
Jadi, inti tujuan pendidikan ini adalah membentuk mental yang positif atau cinta terhadap prestasi, cara kerja dan hasil kerja yang sempurna. Tidak menolak pekerjaan kasar, menyadari akan kehidupan yang kurang beruntung, dan mampu hidup dalam keadaan apapun.
B. Fungsi Produksi dalam Pendidikan
Fungsi produksi dalam pendidikan ini besumber dari buku Thomas, yang membagi fungsi produksi menjadi tiga macam yaitu:
1. Fungsi produksi administrator
2. Fungsi produksi psikologi, dan
3. Fungsi produksi ekonomi.
Pada fungsi produksi administrator yang dipandang input adalah segala sesuatu yang menjadi wahana dan proses pendidikan. Input yang dimaksud adalah:
1. Prasarana dan sarana belajar, termasuk ruangan kelas. Penilain untuk dapat diuangkan adalah atas dasar luas dan kualitas bangunan.
2. Perlengkapan belajar, media, dan alat peraga baik didalam kelas maupun dilaboratorium, yang juga dihitung harganya dalam bentuk uang.
3. Buku-buku dan bentuk material lainnya seperti film, disket, dan sebagainya juga dapat diuangkan.
4. Barang-barang habis pakai seperti zat-zat kimia dilaboratorium, kapur, kertas alat tulis, dan sebagainya dihitung dalam wujud uang.
5. Waktu guru bekerja dan personalia lainnya yang dipakai dalam memproses peserta didik yang juga dinilai dengan uang.
Sementara itu yang dimaksud dengan output dalam fungsi produksi adalah berbagai bentuk layanan dalam memproses peserta didik, layanan-layanan ini dihitung lewat system kredit semester atau SKS dan lama peserta didik belajar.
Yang kedua adalah Fungsi Produksi Psikologi, input pada fungsi ini sama dengan input pada fungsi produksi administrator. Hanya outputnya yang berbeda. Output fungsi produksi psikologi mencakup:
1. Peningkatan kepribadian.
2. Pengarahan dan pembentukan sikap
3. Penguatan kemauan
4. Peningkatan estetika
5. Penambahan pengetahuan ilmu dan teknologi
6. Penajaman pikiran
7. Peningkatan keterampilan
Ketiga adalah fungsi produksi ekonomi. Input fungsi produksi ini mencakup:
1. Semua biaya pendidikan seperti pada input fungsi produksi administrator
2. Semua uang yang dikeluarkan secara pribadi untuk keperluan pendidikan seperti uang saku, transportasi, membeli buku, alat-alat tulis, dan sebagainya selama masa belajar atau kuliah.
3. Uang yang mungkin diperoleh lewat bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi tidak didapat sebab waktu tersebut dipakai untuk belajr atau kuliah. Uang seperti ini disebut opportunity cost.
C. Ekonomi Pendidikan
Peranan ekonomi dalam dunia pendidikan cukuo menentukan, tetapi bukan pemegang peranan utama. Dunia pensisikan adalah lembaga yang berkewajiban mengembangkan individu manusia. Kearah mana tujuan hidup seseorang dan hidup yang bagaimana diinginkannya banyak dipengaruhi oleh pendidikan yang dia terima disekolah dan perguruan tinggi. Melihat kenyataan tersebut diatas, sudah tentu pendidikan tidak akan membawa peserta didik kearah yang yang membingungkan, menyusahkan, dan sengsara, walaupun bias mencari uang banyak. Ini berarti dunia pendidikan bukan dunia bisnis tempat mencari uang, melainkan dunia pembinaan tempat peserta didikbelajar agar bias hidup wajar dan damai.
Sebagai tempat pembinaan, pendidikan tidak memandang ekonomi sebagai pemeran utama seperti halnya didunia bisnis. Ekonomi hanya sebagai pemegang peran yang cuku menentukan. Mengapa demikian ? sebab tanpa ekonomi yang memadai dunia pendidikan tidak akan bias berjalan dengan baik dan lancar.sekolah yang roboh karena gempa atau disapu oleh gelombang tsunami, membuat anak-anak dan guru mengungsi ketempat lain seperti balai desa atau tempat ibadah untuk belajar. Atau sekolah yang tidak mampu membeli bangku, meja dan kursi akan membuat anak-anak belajar dilantai sambil duduk-duduk atau berbaring. Hal ini dapat mengurangi minat anak belajar. Sekolah yang tidak punya alat peraga akan membuatpemahaman anak-anak akan pelajaran itu menjadi dangkal. Sekolah yang tidak mampu membeli buku baru, akan membuat pengetahuan yang diberikan kepada anak-anak ketinggalan zaman. Sekolah dengan SPP terlalu kecil membuat guru-guru harus bekerja keras mencari tambahn diluar, yang membuat perhatian mereka berkurang dalam mengajar. Demikian dampak besar negative pendidikan yang ekonominya terbatas.
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menjaga kelancaran proses pendidikan. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk mendapatkan keuntungan. Ekonomi pendidikan sama funsinya dengan sumber-sumber pendidikan yang lain, seperti guru, kurikulum, alat peraga, dan sebagainya, utuk menyukseskan misi pendidikan, yang semuanya bermuara pada perkembangan peserta didik. Ekonomi merupakan salah satu bagian sumber pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan efeksi, kognisi, dan keterampilan. Termasuk memiliki keterampilan tertentu untuk bias menjadi tenaga kerja yang andal atau menciptakan lapangan kerja sendiri, cinta pada pekerjaan halus maupun kasar, memilki etos kerja, dan bisa hidup hemat.
Sehingga mencapai tujuan secara efisien. Yang bertugas mengelola ekonomi pendidikan ini adalah administrator atau pemimpin lembaga pendidikan yang dibantu oleh badan perencana dan bendahara. Bagian pengelolan yang penting untuk diperhatikan adalah perencanaan yang tepat dan pelaksanaan pemakaian dana yang sering diawasi dapat membantu pembiayaan pendidikan menjadi efesien.
D. Efesiensi dan Efektivitas Dana Pendidikan
Yang dimaksud dengan efesiensi dalam menggunakan dana pendidikan adalah penggunaan dana yang harganya sesuai atau lebih kecil daripada produksi dan layanan pendidikan yang telah direncanakan. Atau secara lebih luas biaya pendidikan lebih kecil daripada produksi pendidikan bila semuanya dapat diuangkan. Sementara itu yang dimaksud dengan penggunaan dana pendidikan secara efektif adalah bila dengan dana tersebut tujuan pendidikan yang telah direncakan bias dicapai dengan relatif sempurna.
Peningkatan efisiensi pendidikan adalah salah satu dari kebijakan pemerintah (hasil rapat kerja nasional, 1994). Kebijakan yang lain adalah pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, peningkatan relevansi pendidikan dengan pembangunan, dan peningkatan mutu pendidikan. Fungsi produksi diciptakan orang dengan salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan efisiensi pendidikan. Mereka ingin mengelola pendidikan itu seefisien mungkin seperti halnya yang dilakukan pada dunia bisnis.
Analisis tentang efektivitas biaya ialah upaya untuk mengetahui apakah sejumlah biaya tertentu dapat memberikan hasil pendidikan yang sudah ditentukan. Suatu pekerjaan disebut efektif, kalau pekerjaan itu dikerjakan dengan tepat dan mencapai tujuan yang didinginkan. Biaya pendidikan digunakan secara efektif berarti biaya itu diarahkan hanya untuk mencapai tujuan pendidikan yang ternyata sudah selesai dikerjakan, tujuan yang direncanakan semula benar-benar tercapai. Dengan demikian biaya efektif suatu program ialah biaya yang menurut harga pasar yang sedang berlaku, dapat menyelesaikan program itu sesuai dengan tujuan yang direncakan.
Dalam perencanaan pembiayaan pendidikan, alternative yang dikembangkan untuk menyelesaikan suatu program perlu dinilai efektifitas biayanya, yaitu dengan mengukur kaitan biaya dengan pencapaian tuuan. Karena alternatif itu lebih dari satu, maka biaya yang digunakan oleh masing-masing alternatif perlu dibandingkan.
E. Implikasi Konsep Pendidikan
Konsep-konsep pendidikan yang mungkin dikembangkan dari pembahasan mengenai landasan ekonomi ini adalah bertalian dengan hal-hal berikut:
1. Dalam dunia pendidikan, faktor ekonomi bukan sebagai pemegang peran yang utama, melainkan sebagai pemeran yang cukup menentukan keberhasilan pendidikan. Sebab dengan ekonomi yang memadai:
a. Prasarana, sarana, media, alat belajar, dan sebagainya bias dipenuhi.
b. Proses belajar mengajar bisa dilaksanakan secara lebih intensif, sebab para pendidik lebih dapat memusatkan perhatiannya, mereka tidak mencari sambilan diluar.
c. Motivasi dan kegairahan kerja personalia pendidikan mennigkat, mereka siap pula untuk meningkatkan profesi.
2. Faktor yang paling menentukan kehidupan dan kemajuan pendidikan adalah dedikasi, keahlian, dan keterampilan pengelola dan guru-guru atau dosen-dosen lembaga pendidikan itu.
3. Fungsi ekonomi pendidikan adalah:
a. Untuk menunjang kelancaran proses pendidikan.
b. Sebagai bahan pelajaran untuk membentuk manusia ekonomi. Bahan ini dapat disisipkan pada pembahasan semua bidang studi.
4. Manusia ekonomi yang dimaksud diatas adlah adalah manusia yang dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kemampuan dan kebiasaan sebagai berikut:
a. Memiliki etos kerja
b. Biasa bekerja dengan sempurna, tidak setengah-setengah.
c. Bersifat produktif.
d. Biasa hidup hemat, tidak bermewah-mewah.
e. Biasa hidup efisien
5. Dalam upaya membentuk SDM yang produktif, maka:
a. Sistem pendidikan, struktur, kurikulum, dan jumlah serta jenis pendidkian diatur diatur kembali.
b. Biaya pendidikan murah.
c. Semua a dan b diatas diorientasikan kepada kebutuhan pengembangan ekonomi yang didasarkan pada teknologi tinggi, fleksibilitas, dan mobilitas angkatan kerja.
6. Tiap-tiap lembaga pendidikan diupayakan agar mampu menghidupi diri sendiri, dengan cara mencari sumber-sember dana tambahan sebanyak mungkin, disamping menerima dana dari pemerintah atau yayasan.
7. Dana pendidikan perlu dikelola secara profisional, pada umumnya direncanakan dengan SP4, pelaksanaannya diawsi secara ketat, dan dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti yang sah.
8. Semua penggunaan dana pada setiap kegiatan perlu dilakukan secara efisien dan efektif.
9. Pengembangan konsep fungsi produksi dalam pendidikan adalah untuk memudahkan menentukan efesiensi pendidikan. Namun sampai saat ini baru fungsi produksi administrator yang bias dilaksakan.
10. Faktor-faktor utama yang diperhatikan dalam menentukan tingkat efesiensi pendidikan adalah:
a. Penggunaan uang
b. Proses kegiatan
c. Hasil kegiatan
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Landasan ekonomi adalah suatu hal yang membahas peran ekonomi, fungsi produksi, efesiensi, dan efektifitas biaya dalam pendidikan. Ekonomi sebagai sumber pembiayaan pendidikan sangat penting,karena hali ini akan mendorong, memicu, dan memacu etos bangsa menuju kualitas yang lebih baik. Ekonomi memiliki implikasi yang cukup menentukan keberhasilan pendidik. Dengan ekonomi yang kuat, maka prasarana,sarana,media, alat belajar,dan sebagainya dapat di penuhi. Proses belajar mengajar lebih intensif,motivasi, dan kegairahan kerja personalia pendidikan akan meningkat.
3.2.Saran
Akhirnya, hanya kepada Allah-lah tempat mengembalikan segala urusan. Semoga makalah ini menjadi satu bentuk sumbangan pikiran yang dapat membantu banyak orang, menjadi catatan kebaikan, dan menebarkan banyak manfaat tidak hanya di dunia semata, tetapi dapat merasakan manfaatnya sampai akhirat kelak.
Bukan gading jika tak retak. Segala bentuk masukan, kritik, dan saran yang konstruktif sangat kami nantikan, demi kemajuan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ruswandi, Uus, dkk. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung : CV. Insan Mandiri.
Wahyudin, Dinn, dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Pusat Bahasa, Kemendiknas. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia : Edisi Ketiga versi luring.http://ebsoft.com.
0 Komentar