KAU
GORESKAN LUKA DI NADIKU
Eha duduk termenung sendiri di atas tempat tidurnya. Kedua kakinya
dilipat, seperti duduk di antara dua sujud dalam sholat, tubuhnya menghadap ke
arah dinding kamarnya, sesekali tangannya memukul dinding itu dengan keras,
“Kamu jahat mas!”. Teriak Eha setiap kali dia memukulkan tangannya itu.
Puluhan kali Eha melakukan hal bodoh itu, sampai tangannya merah,
lebam. Air matanya keluar, Eha menangis. Tetesan demi tetesan air mata jatuh
membasahi sepucuk surat yang ada di bawahnya.
Adinda.. maafkan Mas mu ini, Mas tidak bisa menepati janji Mas yang
dulu di ucapkan, tapi CINTA Mas seutuhnya hanya untukmu, namun takdir berkata
lain. Esok Mas akan menikah dengan perempuan lain di sini, semoga Adinda
mendapat pengganti yang lebih segalanya dari Mas mu ini. (Surabaya, 21 Mei 2015
Mas mu Amsoli)
Eha tak bisa berhenti dari tangisannya, bukan.. bukan karena rasa
sakit di tangannya, melainkan di hatinya. Laki-laki yang dia tunggu selama lima
tahun itu telah mengingkari janjinya untuk menikahi Eha, batin Eha begitu
terpukul ketika membaca sepucuk surat itu.
“Kamu jahat Mas!”. Teriak Eha kembali yang ke sekian kalinya. Kali
ini tangannya bukan memukul dinding kamar, melainkan cermin lemari di kamarnya.
Suasana yang gaduh di kamar Eha telah mengundang orang tuanya.
Tok.. tok.. tok
“Nak.. Buka pintunya! Kamu kenapa?”. Suaranya ibunya terdengar
jelas di telinga Eha.
“Tidak ada apa-apa Bu”. Jawab Eha menahan isak tangisnya.
“Ya sudah.. jangan berisik, cepat tidur sudah larut malam”.
Perintah Ibunya dari balik pintu kamar Eha.
Tangan yang lebam tadi, kini mengeluarkan darah yang disebabkan
pukulan tangannya ke arah cermin.
Pecahan kaca berserakan di lantai, Tubuh semakin lemas, wajahnya
mulai memucat, bibirnya sembab, Eha meraih surat yang ada di tempat tidurnya.
Dia duduk dan membaca isi surat itu kembali, mungkin untuk memastikan bahwa dia
tidak salah membaca.
Eha mengambil pulpen, dan menulis di balik surat itu.
Mas.. Kamu BOHONG! Cintamu bukan seutuhnya untukku, tapi cintaku
yang seutuhnya untukmu. Janjimu PALSU! Tapi janjiku yang akan aku tepati, takkan
pernah tubuh ini di sentuh laki-laki lain.. Aku mencintaimu Mas.. “
Eha simpan surat itu di atas tempat tidurnya, segera dia mengambil
pecahan kaca yang ada di lantai dan menggoreskan di nadi tangannya.
0 Komentar